Berburu Bubble Milk Tea di Ximen & Shillin Night Market
Mei 14, 2020dok pribadi/Nia
TAIPEI Terkenal
dengan Bubble Milk Tea yang begitu lezat rasanya, sehingga seringkali membuat
para traveller takkan melupakan kesan mencoba Bubble Milk Tea di kota ini. Hal
yang sama terjadi padaku, ketika tiba di negara ini. Ketika hendak berjalan-jalan
di sore hari, beberapa teman kampus ku di Taiwan mengajak ke Ximen night
market, dengan beberapa aneka makanan yang sebelumnya telah kami coba,
selanjutnya kami pun terus mengintari Ximen sembari membeli beberapa kebutuhan
yang kami perlukan, sesekali membeli beberapa souvenir khas Taipei dan membeli
Bubble Milk Tea tentunya.
Kesan awal merasakan lezatnya Bubble Milk Tea, aku pun berniat untuk kerap berburu Boba setiap harinya, hingga akhirnya aku telah berniat untuk mengunjungi Ximen atau Shillin sepulang dari kampus. Aku biasanya membeli Boba yang berukuran medium, dengan harga yang terbilang murah yaitu, 30$ bahkan tak jarang pula aku membeli Boba dengan ukuran large dengan harga selisih 10$ yaitu 40$. Selain rasanya yang lezat tak tertandingi, Boba di Taipei terbilang sangat murah, beda dengan negara lain, seperti Jepang bahkan Indonesia sendiri, padahal rasa Boba di Taipei tak tertandingi oleh Boba di negara sekitar seperti Jepang dan Indonesia. Beberapa temanku yang berasal dari Jepang pun mengakui itu.
Boba yang berasal dari gula merah,
terlihat begitu cantik tampilannya, pun rasanya, tak perlu diragukan, berkali-kali
bahkan setiap hari membelinya pun takkan merugikan bahkan mengecewakan, rasanya
yang begitu lezat, selalu membuatku merindukan Ximen dan Shillin night market
setiap harinya. Tak hanya rasa Boba yang begitu lezat, Milk yang terdapat pada
minuman ini pun sangat segar dan pas kombinasinya dengan Boba.
Hingga pada suatu ketika, hujan
mengguyur kota Taipei, saat itu aku sedang bersiap untuk kelas sore, di RS
Shin-Kong, yang terletak agak jauh dari tempat tinggalku, cuaca hari itu tak
begitu baik karena, sedang ada badai yang diprediksikan pada hari sebelumnya
kata dosen ku. Aku pun mulai gelisah, sebab jika hari itu akan terjadi hujan
dan badai hingga sore hari, aku tak dapat pergi ke Ximen bahkan Shillin night
market.
Ketika selesai kelas sore di RS
Shin-Kong, aku dan beberapa teman asal Indonesia bersama dengan teman-teman
asal Taipei lainnya, pulang dengan menaiki bus milik RS Shin-Kong, tak lama kemudian,
kami turun di salah satu persimpangan jalan, untuk meneruskan berjalan kaki
sekitar 1 km untuk mencapai stasiun MRT, tak bisa diabaikan hujan terus saja
mengguyur kota dan seisinya, kami pun kesusahan menghadapi hujan yang disertai
badai, sebab posisi paying yang kami gunakan pun tak lagi dapat tegak seperti
semula, beberapa teman lainnya pun tak membawa payung, sehingga mengharuskan
beberapa teman menggunakan 1 payung untuk melindungi diri dari hujan yang
berusaha membasahi tubuh.
Setibanya di Homey Hostel, tempat
tinggal kami, aku melihat arloji yang ku kenakan, rupanya telah malam dan aku
tak bisa keluar lagi untuk sekedar berburu Boba hari ini, huft. Aku pun
memutuskan untuk mandi dan bersiap ke loby untuk mempersiapkan makan malam dan
belajar. Ketika tiba di loby, aku bertemu beberapa teman yang berasal dari
negara yang berbeda, kami pun ngobrol sembari mempersiapkan makan malam
masing-masing. Temanku yang mengetahui aku suka Boba pun bertanya, “Apakah hari
ini aku tak berburu Boba lagi?” sebab dia melihat ku pulang pada saat malam
namun, tak membawa Boba untuk minum di Homey. Dengan tersenyum, aku pun
menjawab “Hari ini hujan dan aku baru menyelesaikan kelas di malam hari
sehingga aku tak dapat pergi berburu Boba lagi di malam hari” ia pun tersenyum
dan berkata “Aku tahu betapa kamu menyukai Boba dan betapa sedihnya kamu hari
ini karena, tak mendapatkan Boba”.
Keesokan harinya, seperti biasa,
cuaca mulai kembali seperti semula yaitu Summer. Aku pun pergi ke kampus
seperti awal, yaitu pada pukul 08:00. Dengan berjalan kaki dan menggunakan MRT
untuk sampai ke Shipai, daerah kampus ku berada. Pada hari yang cerah,
teman-teman kelas ku tertawa melihat ekspresi semangat ku pada hari itu sebab,
aku dapat berburu Boba sepulang kampus nanti, entah ke Shillin atau Ximen, yang
penting aku mendapatkan Boba pada hari itu haha.
Dan benar saja, ketika sepulang
kampus, aku dan beberapa teman-teman ku, langsung saja ke Shillin sebelum
kembali pulang ke Homey. Ketika di perjalanan, aku merasa begitu bersemangat,
walaupun perjalanan kaki yang kami tempuh dalam sehari mencapai 7 km, untuk ke
kampus dan pulang ke Homey, belum lagi jika kami mampir ke Shillin atau Ximen,
bahkan bertambah jarak berjalan kaki, lebih dari 7 km. Tetapi, itulah kami
ketika berada di Taipei namun, hal tersebut tidak berlaku, ketika berada di
Indonesia.
dok pribadi/Nia
0 comments