Cupping Fire & Cupping Water

Mei 15, 2020


dok pribadi/Nia


dok pribadi/Nia

            TAIPEI, di kota ini banyak pengalaman baru yang kutemukan, mulai dari terapi Akupuntur, Moxibuction hingga  Cupping(cupping fire and Cupping water) dan traumatologi. Ini adalah serangkaian pengobatan tradisional yang berasal dari negri tirai bamboo ini. Sebelum mencoba pengobatan jenis ini, aku biasanya melihat praktik pengobatan ini pada beberapa acara tv hingga pencarian di Youtube. Ketika melihat praktik pengobatan jenis ini, tentunya aku merasa penasaran, terdorong rasa penasaran inilah aku pun menerima tawaran Summer Course di Taiwan, yang dibekali dengan beberapa seleksi untuk kelayakan mengikuti program Student Exchange yang peruntukkan bagi mahasiswa Fakultas Kesehatan. Dengan niat dan usaha, Tuhan berkhendak untukku, hingga kembali ke tanah air dengan selamat.

            Berbicara tentang Cupping, awalnya aku merasa sedikit memahaminya sebab sering melihat praktik-praktik “bekam” di Indonesia yang sering di serukan, dengan tujuan mengeluarkan “darah mati” di dalam tubuh yang disebabkan oleh kecelakaan yang pernah dialami penderita, entah benturan atau pukulan pada benda keras ataupun tumpul. Ketika luka atau lebam yang dialami oleh si penderita telah selesai, tidak dengan darah yang telah membeku dan sering dikenal dengan istilah “darah mati” ini. Darah tesebut tidak keluar melainkan tetap diam di bagian yang pernah terkena pukulan pada benda keras akibat kecelakaan yang dialami. Kemudian darah tersebut menjadi berbahaya ketika berada pada tubuh penderita, sehingga dapat menyebabkan berbagai ancaman penyakit yang tak disangka. Hingga akhirnya, dengan cara “bekam” inilah, darah tersebut dikeluarkan, dengan alat yang mirip cawan dan terbuat dan bahan kaca.

dok pribadi

            Pada awalnya, kami diperkenalkan dengan dengan sejarah Cupping tersebut, mulai dari awal mula pengobatan menggunakan Cupping sederhana dan api hingga Cupping yang memiliki bahan lebih baik seperti saat ini karena, telah di dukung oleh perkembangan teknologi. Pada negri tirai bamboo ini, memiliki sejarah yang berbeda dengan sejarah Cupping yang berkembang pada umat Muslim. Dimana ada beberapa sumber yang memberikan sajian sejarah Cupping yang berasal dari negri Arab. Sedangkan, pada negri tirai bamboo ini, meyakini bahwa Cupping telah dikenal jauh sebelum umat Muslim mengenalnya, kemudian berkembang hingga ke negri Arab.

            Itu adalah sejarah yang aku pelajari di negri Formosa(Taiwan). Namun, disini kita focus pada penerapannya saja yah teman-teman. Ada beberapa tahapan, untuk melakukan Cupping. Baik itu Cupping Fire, maupun Cupping Water

  1. Mempersiapkan perlatan yang digunakan(ini hal wajib tentunya, dong ya!)
  2. Setelah bahan (Gunting,Tisu,Alkohol,Baby oil, Cup dan korek api) tersedia kemudian
  3. Tisu di lipat berbentuk segi empat kecil, di lipat dan dijepitkan pada sisi tengah gunting, agar tertahan dengan kedua sisi gunting.
  4. Tisu yang telah dijepit dengan gunting kemudian di siram dengan alkohol.
  5.  Setelah tisu basah dengan alkohol, dikebas-kebaskan, agar tidak menetes nantinya ketika dibakar.

6.      Tisu yang telah dibakar, dimasukan ke dalam cup dan cup tersebut di diletakkan diatas sisi badan yang khendak di cup, sisi badan tersebut tentunya sudah diolesi baby oil sebelumnya. Hal ini berguna ketika nanti dilakukan Cupping walk pada sisi tubuh yang di cup, biasanya area badan bagian belakang.

7.      Lakukan no. 6 secara cepat dan diulangi minimal 3 kali, setelah itu api di tiup hingga mati.

 

(Cupping Fire)sumber:google

(Cupping Water)sumber:google

Awalnya terasa grogi dan takut tapi, seiring berjalannya waktu dan sering dilakukan, semua terasa biasa saja. Bisa, ala biasa bukan? Hehe. Setelah penggunaan Cupping bagian tubuh tersebut akan member warna yang berbeda, seperti kemerah-merahan dan berbentuk bundaran cup tersebut namun, hal ini akan hilang dalam beberapa hari, takkan abadi kok hehe. Oleh karena itu, Cupping fire maupun water biasanya dilakukan pada tubuh bagian belakang, agar kelak setelah terapi Cupping di lakukan, warna pada tubuh takkan terlihat karena tertutup oleh baju. Jadi, kalo mau nyobain, di tubuh bagian belakang aja yah teman-teman hehe.

Untuk terapi Cupping sendiri, telah masuk dalam pengobatan yang dimana tercatat dalam Asuransi Kesehatan warga Republik Tiongkok itu sendiri, bukan hannya Cupping namun, ada Terapi Akupuntur dan juga Moxibuction, yang mana itu semua TCM(Traditional Chinese Medice), wah keren yah? Semua itu bisa di dapatkan dengan menggunakan Asuransi Kesehatan, jadi ingin merasakan pengobatan tradisional yang dapat diakses dengan menggunakan Asuransi Kesehatan deh, di tanah air tercinta ini. Semoga kelak, Indonesia pun dapat berlakukan hal demikian yah teman-teman.

Setelah mengenal Cupping, rasanya ada yang kurang jika belum mengenal manfaat dari Cupping secara spesifik yah, mari kita lihat secara singkat, manfaat dari Cupping.

Mengutip pernyataan Kenneth Johnson, PT, direktur layanan terapi rawat jalan di Johns Hopkins Medicines dalam laman Prevention, dua alasan utama pengobatan alternatif ini dilakukan adalah untuk mengurangi rasa sakit dan membantu meningkatkan jangkauan gerak pasien.

    Beberapa ahli lain yang mendukung terapi ini percaya bahwa  bekam dapat membantu meningkatkan aliran darah, mengendurkan fasia atau jaringan ikat, dan juga menghilangkan zat serta racun berbahaya dari tubuh untuk mempercepat proses penyembuhan.

Dari segi pengobatan Cina, aliran chi, alias kekuatan hidup dan darah yang stagnan dapat menyebabkan rasa sakit dan penyakit. Nah, pengobatan alternatif inilah yang membantu memperlancar sirkulasi chi dan darah di daerah yang bermasalah.

    Dengan menarik darah kotor ke permukaan kulit, maka bekam membantu menghilangkan zat serta racun berbahaya dari tubuh. Alhasil, segala rasa sakit dan nyeri yang dialami oleh penderita bisa segera membaik.

    Sementara dari prespektif fisikologi Barat, bekam dapat membantu melonggarkan jaringan ikat atau fasia serta merangsang aliran darah ke permukaan. Pengobatan alternatif ini juga membantu merelaksasi jaringan dan sel-sel di dalam tubuh.

    Mengutip dari laman Medicine Net, seorang fisiologist dan akupunkturist asal Amerika Serikat Helene Langevin berhasil mendokumentasikan perubahan tingkat sel menggunakan kamera ultrasonik. Berdasarkan hasil pengamatannya diketahui bahwa pengobatan alternatif seperti bekam, akupunktur, dan pijat dapat membantu mengendurkan jaringan yang menegang dan mengurangi tanda-tanda peradangan.

     Hal ini terjadi karena senyawa sitokin (pembawa pesan kimiawi) radang dalam tubuh berkurang. Namun, sitokin yang meningkatkan penyembuhan dan relaksasi justru meningkat. Selain itu, pengobatan alternatif ini juga bisa membantu meningkatkan kesehatan mental dan relaksasi fisik.

Nah, itu beberapa kutipan yang bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi teman-teman yang ingin mencoba terapi Cupping ini. Selamat mencoba ya!

 


You Might Also Like

0 comments

Google+

Like us on Facebook

Popular Posts