Rindu Yang Belum Usai

Mei 08, 2020



                                                                            dok pribadi

        Hari minggu. Hari dimana perayaan buku, atau lebih akrab dikenal dengan hari raya buku bagi saya dan teman-teman relawan lainnya yng menekuni dunia literasi. Setiap hari minggu, kami mengadakan lapak baca untuk anak-anak di salah satu taman di kota Ternate yaitu, taman Nukila. Di taman Nukila ini, setiap pagi hari selalu dipenuhi dengan aktifitas senam bersama oleh beberapa komunitas senam yang terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak serta anak muda lainnya. Disela-sela keramaian di taman Nukila ini, penjualan jajanan aneka rasa dengan kuliner-kuliner khas Ternate dan kuliner khas Sulsel. Di samping kehadiran berbagai jenis kuliner dan aktifitas lainnya pada pagi di hari minggu, saya dan teman-teman pun hadir untuk meningkatkan minat baca anak-anak, atau regenerasi bangsa kita saat ini. Melalui minggu literasi ini, adalah satu satu cara merawat ingatan dan memupuk daya baca bagi anak-anak yang dimulai sejak dini.

        Saya dan teman-teman lain menggap ini sebagai hal yang paling menyenangkan, berbagai tawa dan kebersamaan, menciptakan suasana bahagia, menghilangkan kegundahan dan kegelisahan. Dengan kata lain, bahagia merupakan kebutuhan setiap insan, tanpa kebahagian diri hanya akan terpuruk oleh kesedihan dan kegundahan yang tak berkesudahan. 

        

        Anak-anak adalah jiwa-jiwa yang unik, selalu menuliskan sesuatu dengan jujur tanpa kebohongan dan tersenyum tanpa kepalsuan. Mereka datang dengan senyuman dan pergi dengan kerinduan. Mereka datang dan membaca taburan buku yang kami sajikan, dengan pilihan yang mereka mau.
Aku dan teman-teman lainnya memiliki misi yang sama yakni, menumbuhkan minat baca sejak dini, melawan lupa dan merawat ingatan. Kehadiran anak-anak menjadi alasan tersendiri kebahagian untuk kami. Dengan buku, dan anak-anak aku banyak belajar tentang eksistensiku sebagai relawan di bidang literasi ini, dengan berbagai pengetahuan, berbagi senyuman dan menciptakan kebersamaan yang hangat dimulai dengan niat yang tulus, adalah bonus bahagia dan manage stress tersendiri bagi kami. Anak-anak di minggu pagi sudah menjadi obat anti gila bagi kami. Yah, mereka adalah obat, bagi kami yang dahulu mengenal getirnya kehidupan dibalik tembok-tembok kampus.

        Mereka yang mulai perlahan melepaskan tawa dan pergi dengan meninggalkan rindu, membuat kami tanpa sadar mengurai senyuman tanpa keraguan. Inilah hal alami yang kerap kami lalui dalam sebuah pertemuan di hari minggu. 
        Mungkin kebanyakan orang menganggap ini hal yang biasa, duduk berkumpul dengan anak-anak dan tumpukan buku. Disini, kami bukanlah guru yang mana terus memberikan asupan pengetahuan. Kami hanya membantu mengarahkan dan menuntun cara berfikir mereka. Mereka, adalah guru bagi kami, banyak hal yang kami peroleh dari mereka. Tidak hanya tentang menghilangkan keraguan namun, yang lebih berkesan, adalah berani bertindak tanpa kebohongan. 



        Garis senyum yang tergambar pada bibir mungil itu, membuatku ingin lebih lama bersama mereka. Menghirup udara pagi, mendengarkan cerita dan kesan mereka setiap dating di tempat ini. Hal yang selalu ku rindukan, setiap akhir pekan namun, kini kami tak lagi dapat bertemu, dalam waktu yang tidak ditentukan. Mungkin, dengan adanya wabah Covid-19 ini, memberikan kabar bahwa, rasa rindu yang tumbuh di relung hati kita memanglah begitu kalut, agar kita dapat menghargai setiap pertemuan. 

        Akhir pekan yang ku nantikan. Mari menabung rasa rindu, seperti balas dendam, rindu harus dibayar tuntas. Yah, mari menanti pertemuan, diakhir pekan yang istimewa.

You Might Also Like

0 comments

Google+

Like us on Facebook

Popular Posts