The Facts Behind the Science of Public Health

Mei 16, 2020

                                                                    sumber:google

 

            Hello Indonesia, siapapun kalian yang menjadi bagian dari negara Indonesia, tak perlu berkecil hati dengan sistem kesehatan negara kita yang mana sering adanya stereotipe tentang hal seperti ini: Di negara berkembang, pelayanan kesehatan primer dirasakan lambat dikarenakan keterbatasan sumber daya dan fasilitas. Lambatnya pelayanan tersebut salah satu contohnya adalah terlalu lamanya melakukan penegakan diagnosis. Hal ini membawa kita pada sebuah rekonstruksi spekulasi dimana suatu kondisi kita akan pasrah dengan keadaan dan menganggap bisa memiliki derajat kesehatan yang tinggi untuk memiliki usia produktif yang lebih lama cenderung minim, atau bisa dikatakan impossible (mustahil). Stereotipe kedua tentang negara maju adalah: Berbeda dengan negara berkembang, ada kesenjangan yang cukup besar dengan sistem kesehatan yang ada di negara maju. Apakah hal ini tetap menjadikan suatu populasi masyarakat masyarakat tetap menganggap kesehatan yang baik sepenuhnya miliki negara dengan fasilitas dan sumber daya yang unggul? Ini hanyalah sebagian sudut pandang yang kemudian tak menghiraukan perspektif lainnya.

            Menurut WHO, definisi sistem kesehatan adalah semua unsur yang terdiri dari organisasi, orang dan tindakan yang haruslah menjadi sebuah kekuatan untuk memperjuangkan keadilan sosial, good governance, dan dampak sosial yang lebih positif dalam suatu populasi. Namun penting untuk diketahui bahwa sistem kesehatan telah berkembang dalam konteks yang lebih luas termasuk dalam norma dan harapan publik yang cukup tinggi. Hal ini menunjukan tujuan dari sistem kesehatan tidak hanya berisi tentang pengobatan, penanganan penyakit tertentu dengan berbagai diagnose yang didapat kadang lebih lama dari yang diharapkan. Namun, tujuan sistem kesehatan ini adalah mempromosikan,memulihkan dan menjaga kesehatan seseorang. Sistem kesehatan dari masyarakat terus berkembang untuk menghasilkan kinerja sistem kesehatan yang lebih baik dan nilai sosial yang lebih besar. Maka, yang perlu kita perbaiki selain mindset(sikap) ialah tujuan dari sistem kesehatan ini.

            Mencapai tujuan sistem kesehatan yang mana mempromosikan, memulihkan serta menjaga kesehatan itu perlu, mengingat keterbatasan sumber daya, mengahruskan kita untuk kerap memprioritaskan hal tersebut, jika cita-cita atau tujuan sistem kesehatan  ini telah tercapai tanpa perlu sumber daya yang memadai sekarang pun, kita tak perlu khawatir akan masalah kesehatan yang kemudian bertanda di masa yang akan dating. Untuk mewujudkan hal tersebut kiranya memanglah lebih sulit. Dimana merasa sumber daya yang memadai bak negara maju masih menjadi khayalan kebanyakan masyarakat kita, padahal kesehatan primer merupakan hal mendasar yang perlu kita benahi. Menurut Starfield 2012, perkembangan pelayanan primer yang berorientasi pada komunitas di Afrika Selatan, India dan AS pada pertengahan abad kedua puluh adalah menunjukkan potensi awal dari sistem pelayanan primer yang kuat untuk mempromosikan kesehatan masyarakat. Hal ini penting untuk di sadari, menekan angka kesakitan jauh lebih baik daripada mengobati jumlah populasi yang terjangkit penyakit.

            Di negara berkembang, pelayanan kesehatan primer dirasakan lambat dikarenakan keterbatasan sumber daya dan fasilitas. Lambatnya pelayanan tersebut salah satu contohnya adalah telalu lamanya melakukan penegakan diagnosis. Sebagai contoh, dari data Lembaga Jaminan Sosial Meksiko, yang merupakan sistem kesehatan terbesar di Meksiko menyebutkan bahwa 51% wanita dengan kanker payudara menunggu lebih dari 30 hari, dari pemeriksaan mamografi hingga penegakan diagnosis, dan 44% wanita dengan kanker serviks menunggu lebih dari 30 hari antara pemeriksaan BTA dengan diagnosis. Selain lambat dalam penegakan diagnosis, keterlambatan dari segi terapi juga terjadi di Meksiko. Apakah fakta seperti ini harus tetap menjadi bahan tontonan dan konsumsi public ? Meningkatkan derajat kesehatan seseorang tak sebercanda itu, jika ilmu kesehatan masayarakat yang bergerak di bidang pencegahan ini dapat kita aplikasikan dengan tujuan mengurangi resiko terpapar berbagai masalah kesehatan, mengapa tidak untuk bersama-sama mendukung ilmu tersebut? Untuk tetap menjadi bagian dari kaum yang” tidak boleh sakit”.

            Sistem pelayanan kesehatan di negara maju, dirasakan lebih baik daripada negara berkembang. Dari segi petugas pelayanan medis, di Amerika Serikat, persentase dokter spesialis lebih tinggi yaitu sekitar 60%. Apakah kenyataan ini tak lagi bisa merubah mindset (sikap) kita? Bagaimana bisa, dengan keterbatasan sumber daya seperti ini, kita masih saja meremehkan kegiatan pencegahan, tidak lagi memprioritaskan pencegahan. Haruskah lebih banyak fakta lagi untuk membuat kita semua sadar akan hal tersebut? Bahwa kesehatan masyarakat hanyalah sebatas jenis profesi yang tidak berpengaruh dalam penentuan presentasi derajat kesehatan masyarakat Indonesia?

            Untuk meningkatkan sistem kesehatan ini kita perlu mencontohi negara dengan keberhasilan fokus yang dianggap sebagai masalah sebelumnya. Di Kanada salah satu fokus dari sistem kesehatannya adalah bagaimana negara tersebut dapat megatur pelayanan kesehatannya untuk mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan kualitas pelayanan. Tentu saja ini akan meningkatkan kualitas sistem kesehatan yang lebih baik. Perbaikan pelayanan kesehatan tentulah sangat penting dalam membangun sistem kesehatan yang baik. Salah satu penelitian menyebutkan bahwa peningkatan kualitas teknis dari pelayanan kesehatan, jika dikombinasikan dengan pemberian layanan yang responsive, perlakuan yang adil, hasil kesehatan yang lebih baik, dan perlindungan risiko keuangan, akan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Indonesia dengan masalah PTM (Penyakit Tidak Menular) perlu memberi fokus dalam promosi dan pencegahan untuk mengurangi angkat pengidap PTM ini. Bagaimana dengan masyarakat kita, pada seluruh lapisan Indonesia yang masih memiliki keterbatasan akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, akankah hal ini akan tetap menjadi tontonan semata? Perlu berapa lamakah kita terus menjadi penonton akan masalah kesehatan yang kerap mencekik masyarakat yang menyandang angka kemiskinan dibawah rata-rata ini. Sejatinya, bentuk dari ilmu promosi dan pencegahan ini untuk mengurangi masalah kesehatan tanpa harus menunggu kedatangan berbagai jenis penyakit, hal inilah yang seharusnya kita butuhkan, yang harusnya diterapkan pada masyarakat kita yang mana selain mengurangi beban mereka, hal ini merupakan penangan yang tepat dengan keadaan geografis wilayah Indonesia, yang notabenenya negara berbasis kepulauan, dengan segenap keterbatasan Infrastruktur yang ada di muka bumi wilayah kepulauan Indonesia.

            Mari bersama-sama mendukung sistem kesehatan di Indonesia, dengan memprioritaskan promotion and prevention (promosi dan pencegahan) guna membantu memperbaiki masalah kesehatan di Indonesia, mengurangi beban masyarakat ekonomi bawah untuk memperoleh derajat kesehatan yang layak, melindungi masyarakat kita dari ancaman bahaya penyakit dimasa yang akan datang. Memprioritaskan kesehatan masyarakat, merupakan suatu investasi terbaik untuk negara kita. Tak hanya dapat mewujudkan masyarakat yang produktif, mewujudkan bumi yang sehat dan wajah kepulauan Indonesia yang tak lagi murung seperti saat ini. Bersama kita bisa, membangun perisai untuk kita. Salam Kesehatan Masyarakat, dari kita, untuk kita demi Indonesia kita.


You Might Also Like

0 comments

Google+

Like us on Facebook

Popular Posts