Juni Kelabu
Juni 13, 2020 TERNATE,
setiap membuka mata di pagi hari, terlalu sering aku mendengar rintik hujan yang
mulai mengguyur kota ini. Entah karena, kesal, pun kecewa, aku memilih untuk
kembali menutup mata. Mungkin ini hal yang umum, ketika lelah dengan hati sendiri,
rupanya tidur adalah penawar untuk sedikit membuat kita tenang dari rasa yang
berkecamuk. Aku tak menyalahkan siapapun atas perasaan yang mulai tak karuan,
lelah dan kecewa yang mulai menyergap dan semesta yang melerainya dengan curah
hujan yang kian menyesakkan.
Juni kelabu. Kali ini, Juni ku tak
lagi sama dengan tahun lalu. Banyak hal yang hilang, tak biasa pun rasa yang
tak tahu dari mana sumbernya. Aku mencoba berbaur di dalamnya, berharap bertemu
sebuah kedamaian namun, rupanya aku terlalu ceroboh ketika masuk ke
dalamnya.
Udara yang membawa bau tanah mulai
memenuhi ruang sekelilingku, aku pun berlalu dari tempat dimana rasa lelah itu
ku tinggalkan(tempat tidur). Kepulan asap kopi pun memenuhi ruang kamar ku.
Disini (kamar) aku menumpahkan semua sesal, kecewa dan semua tentang hari-hari
sulit yang ku lalui. Notebook pun mulai ku ajak berbagi cerita tentang semua
peluh yang berasal dari hati. Rupanya, tarian jemari diatas keybord cukup
membantu dalam hal ini.
Juni, semua kenangan tentang betapa
kelabunya bulan Juni. Banyak cerita yang memenuhi isi kepalaku tentang bulan
yang penuh kenangan tak biasa. Kali ini, Juni memiliki cerita yang berbeda,
tentang kesaksian hati yang mulai menyergap senyuman, tawa yang berubah sendu
dan hati mulai lelah. Ada hari yang tak biasa.
Jika pada Juni tahun lalu aku lebih
banyak berada diluar kamar, berbeda dengan Juni kali ini, yang mana aku lebih
sering berada di kamar. Notebook, kopi/susu adalah teman sehati, yang selalu ku
jaga dengan penuh kehati-hatian, betapa lelahnya menjaga tak semudah mencari.
Dimana ruang yang sering membuatku melepaskan penat tak dapat lagi ku tempuh
karena, pandemi cukup merubah segala aktifitasku dan semua orang. Tak ada lagi
perkumpulan seperti dahulu, aku dan para kerabat lebih banyak mengahabiskan
waktu kami dengan kebiasaan baru dan mungkin kebiasaan lama yang dilakukan
secara sendirian, seperti membaca dan menulis misalnya.
Semua orang memiliki cerita tentang
bulan Juni, pun diriku. Betapa amat melelahkan bertemu perasaan yang begitu
menyudutkan hati pada bulan Juni kali ini. Namun, lebih dari itu, banyak rasa
syukur yang mesti ku sadari karena, sejatinya untuk bertemu dengan bulan Juni
adalah keberuntungan sebagian orang, yang mana tak dimiliki orang lain, yang
mendahului kami menghadap Tuhannya.
Ternate, 14 Juni 2020
0 comments