Kejujuran Wujud Segala Kehormatan
November 21, 2020
Sejak
kecil aku banyak menghabiskan waktu bercengkrama dengan Ayah, tepatnya pada
usia 4 tahun sejak duduk dibangku taman kanak-kanak. Ayah menyuguhkan banyak
cerita yang terselip edukasi, dimana sikap disiplin menjadi makanan sehari-hari
sebab, kata Ayah menumbuhkan sikap disiplin dan kejujuran beda-beda tipis,
latihannya setiap hari. Ini memang sulit sebab, anak seusiaku masih senang
bermain-main tanpa aturan yang mengikat tapi, hal ini tak berlaku denganku.
Saat usiaku belum genap mencapai 5
tahun, aku memilih melanjutkan sekolah ke SD(Sekolah Dasar) tanpa menyelesaikan
sekolahku di TK(Taman Kanak-kanan), alasannya sederhana, aku merasa bingung
dengan TK yang lebih di dominasi oleh waktu bermain dan belajar yang singkat,
ini bukan tempat yang tepat untuk orang yang ingin belajar, pikirku saat itu.
Tanpa berfikir panjang, aku kemudian mengikuti langkah Ayah ke sekolah SD
dimana tempat Ayah bekerja, sebagai Kepsek (Kepala Sekolah).
Sejak aku duduk dibangku kelas 1 SD,
ayahku memberiku waktu belajar yang lebih dirumah, mengingat jika aku tak
mendapat ranking dikelas bisa menjadi aib sebab Ayahku masih menyandang status
Kepsek di SD tersebut, dengan semangat dan niat yang sudah ku tanamkan, aku
mematuhi semua aturan yang dibuat oleh Ayah seorang tanpa meminta persetujuan
siapapun dalam hal ini. Mulai dari waktu bangun pagi, belajar, mengaji dan satu
hal yang sungguh hukumnya wajib ialah, tak boleh berlaku curang saat ujian
(menyontek) apapun alasannya, hukumnya tetaplah haram. Sejak saat itu, akupun
sangat takut untuk menyontek, berniat pun tidak, tak mampu ku bayangkan ancaman
Ayah kala itu, dengan wajah memerah.
Ketika ujian sekolah menghampiri
antara nervous dan ketakutan akan
pencapaian yang mungkin kelak gagal, aku pun memilih untuk tidak lagi
bermain-main dengan teman-teman terdekatku. Malam hari adalah waktu terpanjang
untuk belajar dan berbincang-bincang dengan Ayah tentang hari-hariku di
sekolah, banyak masukan dari Ayah yang tak luput dari catatan kaki pada buku
yang berukuran lebih kecil dari buku catatan pelajaran sekolah yang ku miliki.
Pada akhir perbincangan kami, Ayah berkata berusalah, berdoalah pada sang
pemilik semesta, lakukanlah semua dengan hati yang ikhlas dan jujur karena,
kejujuran adalah wujud segala kehormatan, orang-orang yang jujur adalah
orang-orang yang terhormat, lagi tinggi derajatnya.
Ayah begitu baik padaku menejelma
bak seorang kawan, sosok Ayah pun guru yang tegas lagi bijaksana, tak banyak
yang tau tentang ini, teman-temanku hanya tahu tentang bagaimana aku manja
kepada Ayah, dengan hadiah yang selalu ku dapatkan dari Ayah, dan ini
berlangsung hingga aku duduk dibangku Sekolah Menengah Atas(SMA) tepatnya kelas
X. Jika, Tuhan berkhendak atas panjangnya usia Ayah mungkin hingga kini namun,
Tuhan memiliki rencana yang jauh diluar dugaan kami. Usia 54 tahun, bangku
kelas X menjadi sejarah terakhir Ayah membelai rambutku yang tak lagi berwarna
hitam, sebab telah lama ku warnai dengan pewarna yang membuatnya berbeda.
Tak lagi ada perbincangan di pagi
hari, petang dan malam hari, antara aku dan Ayah. Perjalanan sunyi telah ku
taburi dengan doa, terus saja ku dekap Ayah lebih erat dalam doa, sembari ku
titipkan semua inginku pada Tuhanku. Semua nasehatnya, telah mendarah daging
dalam tubuhku, semoga ilmu yang telah diberi pada segenap muridnya sejak awal
tahun 1981 masih mengaliri amalan untuknya hingga kini (amal Jariyah) dan
semoga doaku tersampaikan untuknya, sebagai amal Jariyah pula, Aamiin.
1 comments
Where to Bet on Sports To Bet On Sports In Illinois
BalasHapusThe best sports bet casinosites.one types and bonuses available in 1xbet 먹튀 Illinois. The most common sports betting options available. Bet 사설 토토 사이트 $20, titanium metal trim Win https://tricktactoe.com/ $150, Win $100 or