Januari Tak Lagi Sama

Januari 02, 2021

 

                                            


            Januari, dimana bulan istimewa bagiku, pun kakak kedua ku. Dibulan ini kami dilahirkan, aku yang mana memiliki rasio bintang Capricron, cenderung tinggi egonya, pun gengsinya. Hal ini memberiku pada kedudukan sulit namun, tetap bersikap baik-baik saja. Ah, rupanya orang-orang dengan bintang yang sama denganku pahamlah kedua karakter yang ku sebutkan diatas. Ruang tulisan ini takkan cukup menjelaskan, betapa aku sangat giat melakukan hal-hal positif dan produktif agar terlihat baik-baik saja. Aku bersyukur dengan tubuh yang selalu mendukung dan otak yang begitu gesit dalam mencari solusi, trimakasih diri ini selama 20 tahun ini.

            Aku yang terbilang cukup manja karena, terlahir sebagai anak bungsu, kerap mendapat perhatian lebih dari kedua orang tua, bahkan hingga broken home menerpa sendi-sendi kehidupan yang pernah ku lukis mimpi didalamnya, sungguh ini hari-hari tersulit yang aku alami. Namun, dalam situasi yang seperti itu, Ayahku masih menorehkan perhatian yang dalam, walaupun implementasinya tak lagi sama dengan waktu sebelum badai itu datang menghantam hati ini.

            Ayahku gemar melakukan ritual surprise, bahkan dalam keadaan yang tak ku sangka-sangka, ia gemar melakukan ritual ini walaupun bukan hari ulang tahunku. Terkadang Ayah datang menemuiku tiba-tiba, dan memberiku hadiah, aku mulai menceritakan banyak hal pada Ayah, tentang prestasi dan lingkungan sosialku, Ayah mulai memberikan masukan dan solusi, Ah aku ingin kembali pada masa-masa ini, dimana Ayah selain laki-laki romantis yang tahu caranya membuat aku terkejut dengan kedatangan dan hadiah yang dikirimkan untukku, Ia adalah seorang teman diskusi yang baik.

            Banyak hal membuat aku gemar berlama-lama menjalin diskusi dengan Ayah, selain Ia adalah Ayah bilogisku, ia pun paham soal sikilogis anak, hal ini terbentuk karena dahulu Ayah menamatkan sekolah keguruannya dengan amat baik, dan menjalani karir awalnya sebagai Guru. Aku bangga memiliki Ayah yang hebat, dengan segala kecerdasan dan kebiijaksanaannya, banyak hal yang ku pelajari darinya. Selain menjadi kepala sekolahku sewaktu aku duduk dibangku kelas 1 SD, Ayah pun menjadi motivator dan guru terbaik saat dirumah.

            Tujuh tahun lamanya, melewati Januari tanpa ucapan yang sama dihari istimewa, tak lagi ada surprise dan serangkaian ritual yang sering terjadi setiap tahunnya. Banyak doa dan inginku dihari yang ku nanti, dipertemukan denganmu disurga-Nya, merupakan kalimat dengan permohonan lebih yang ku alamatkan pada Tuhan, dengan bersimpuh. Tak ada kalimat yang lebih penting dari permintaan untuk bertemu denganmu, love you more daddy.

            Ayah, Januariku tak lagi sama, cerita darimu tak lagi ku terima, inginkan hanya bertemu denganmu. Sekarang, betapa pertemuan itu teramat mahal, hingga aku tak mampu menjangkaunya. Kelak, jika Tuhan menghendaki pertemuan kita, banyak hal yang ingin kuceritakan padamu, perihal bentuk manusia yang menemuiku di dunia ini, tentang cara aku mengenangmu dan terus meminta pada Tuhan agar kelak kita bisa dipertemukan kembali.

            Terimaksih Tuhan, telah memberikan aku Ayah yang cerdas, baik lagi bijaksana, aku bangga memiliki Ayah sepertinya, tak hanya menjadi Ayah, pun guru dan sahabat yang baik. Tenanglah di alam sana Ayah, kau orang baik, Tuhan menyayangimu.

 

 

You Might Also Like

0 comments

Google+

Like us on Facebook

Popular Posts