Kisah di Tanah Para Raja
Januari 21, 2021
TIDORE- Ketika
matahari menyingsing, gerak-gerik kami lambat laun lebih gesit, dengan segenap
ingatan akan perlengkapan yang harus dipersiapkan, kami pun siap menuju sebuah
tempat yang menjadi tujuan agenda penting untuk mengawali pagi di tanah para
Raja ini. Dinas Kesehatan kota Tidore Kepulauan, tempat dimana kami akan
melaksanakan pertemuan dengan maksud melaksanakan kegiatan magang, sebagai
sebuah kegiatan wajib mahasiswa prodi Kesehatan Masyarakat untuk memenuhi
syarat mata kuliah (PBL III). Aku bersama 15 orang lainnya kini telah mengemban
amanah dan kewajiban yakni melaksanakan magang.
Sinar mentari yang begitu merekah, seolah menyambut hari
pertama kami di kota ini. Hijaunya tumbuhan yang bertebaran di sepanjang jalan
telah mampu mensuplai O2 dengan baik. Di kota ini polusi serta debu jauh lebih
rendah disbanding pada kota tempat kami menimba ilmu (Ternate), disini kami
merasa aman dan berdamai dengan alam yang memberikan lebih asupan O2 yang lebih
baik. Kebaikan alam yang tersaji seolah membuat kami merasa diterima dengan
baik oleh tanah yang penuh sejarah yang tak biasa ini.
Setelah waktu menunjukan pukul 07:40 WIT, kami telah tiba
pada tempat yang kami tuju, dimana agenda pertemuan kami akan berlangsung pada
pukul 08:00 WIT bersama kepala Dinas Kesehatan kota Tidore Kepulauan serta
beberapa kepala bidang yang bersangkutan yang telah ditentukan. Dengan
bermodalkan semangat dan pengetahuan, tanpa ada keraguan kami pun bersemangat
untuk melaksanakan magang, walaupun sedikit terasa nervous karena, ini
merupakan kali pertama kami melaksanakan magang, terlebih di institusi
kesehatan. Magang merupakan kegiatan yang berbeda dengan kegiatan Pengalaman
Belajar Lapangan (PBL) yang telah kami lalui selama 2 kali, dimana PBL
merupakan pengabdian masyarakat. Sekarang kami dihadapkan pada pekerjaan yang
mana sesuai dengan bidang peminatan(konsentrasi) yang kami pilih.
Setelah melalui serangkaian susunan acara pada pagi hari,
tibalah waktu dimana kami dipilah antara 8 orang teman kami yang ditempatkan
pada Dinas Kesehatan dengan bidang yang disesuaikan dengan peminatan yang
mereka tempuh selama kuliah, serta kami yang sebanyak 8 orang pula yang mulai
bergeser ke Puskesmas Soasio seperti yang telah diamanahkan.
Pada Puskesmas Soasio, kami disebar dalam beberapa
bagian, sesuai dengan peminatan kami, adapaun aku ditempat pada bagian Tata
Usaha(TU) dalam kurun waktu 3 hari dan akan berpindah pada bagian Rekam
Medik(RE) dengan kurun waktu yang sama. Begitupun dengan 7 orang temanku yang
lain. Dengan rentan waktu 3 hari, kami akan kembali di roling. Dengan berbagai
hal mengenai pekerjaan yang kami dapatkan, semua membawa pengalaman dan
pembelajaran tersendiri. Tentunya ini adalah waktu yang sangat baik untuk
mengembangkan skil serta meng-upgrade pengetahuan tentang kesenjangan antara
ekspektasi dan kenyataan.
Ketika tiba pada Puskesmas wilayah kerja Soasio, dengan
didampingi oleh pembimbing akademik, kami pun melangsungkan pertemuan singkat
bersama Kepala Puskesmas, dengan beberapa penyampaian akan peraturan serta arahan
dari ibu Kapus, kami pun dijemput oleh salah seorang petugas Puskesmas untuk
diantarkan pada bagian tempat kami ditugaskan selama 3 hari kedepan.
Seseorang muncul dari balik pintu yang tak terlalu
terlihat baik dari pandanganku sebab, berada pada samping tempat duduk yang ku
gunakan, sehingga tak terlalu jelas melihat objek dari tempat aku duduk. Wanita
paruh baya dengan perwakan keibuan yang hangat, uluran jilbabnya yang menambah
kewibawaannya, senyumnya yang terlihat dari matanya yang Nampak dan senyum yang
terhalang oleh masker yang ia gunakan namun, tak menghilangkan esensi
keibuannya yang hangat.
Ibu Kapus kembali menjelaskan bagian yang dipilih sesuai peminatan kami, dan meminta bantuan wanita tersebut yang kemudian ku kenal bernama kak Nis, untuk mengantarkan kami pada ruang-ruang yang dimaksud. Kami pun diarahkan untuk mengikuti langkahnya pada beberapa ruangan yang dituju, kamipun mengikutinya dengan tenang dan penuh semangat. Setelah semua temanku telah diantar, yang terakhir aku bersama kak Nis menuju ruang Tata Usaha(TU) yang dimaksudkan oleh ibu Kapus. Rupanya aku berada pada ruangan yang sama dengan kak Nis, beliau yang gemar melemparkan senyum, gemar menanyakan beberapa hal yang umum ditanyakan oleh sepasang sahabat yang belum lama saling mengenal.
Untuk kali pertama, kepala bidang yang diamanahkan pada
seorang wanita tangguh yang gemar memberi masukan padaku, yaitu ibu Tini,
beliau menanyakan perihal kemampuanku mengoperasikan SPSS serta Excel, dan aku
menjawab mantap, aku dapat mengoperasikannya. Lalu, beliau memberikan sebuah
file yang disalin dalam flash disk dari
sebuah komputer yang berada pada ruangan tersebut, dan meminta bantuanku untuk
mengolah data yang diberikan sesuai arahannya, akupun kemudian menyanggupi hal
tersebut. Beliau pun menyemangati serta mempersilahkan aku untuk menanyakan
hal-hal yang tidak ku pahami jika dalam pengolahan data terdapat kebingungan
pada nama kelurahan atau alamat yang tertera pada data pasien rekapan jamkesda,
mengingat aku bukanlah penduduk asli kota Tidore, beliau memaklumi akan
penyebutan nama kelurahan dan jalan yang identik dengan bahasa Tidore. Sembari
melempar senyum, beliau kembali pada kursi duduknya. Aku pun kembali memeriksa
beberapa rekapan jamkesda.
Pada pukul 12:30 WIT, aku bersama seorang sahabatku
bersama-sama mencari warung tempat menjual makanan untuk makan siang pada hari
itu. Kami menemukan tempat yang terlihat baik untuk melangsungkan makan siang,
yaitu rumah makan “Sabua Sahabat” yang terletak di kawasan pantai Tugulufa,
bagi kalian yang pernah melakukan perjalanan di kota ini terlebih penduduk asli
sini, pasti tahu tentang keramaian kawasan ini. Dengan jejeran rumah makan
serta caffee yang menawarkan berbagai
jenis makanan dan minuman, kami memilih “Sabua Sahabat” sebagai penawaran makan
siang hehe.
Dengan sisa waktu yang tak terlalu lama sekitar 60 menit,
kami pun menyegerakan makan siang dengan tidak terlalu berleha-leha saat makan.
Dengan waktu yang telah kami perhitungkan, kami pun kembali pada pukul 13:30
untuk kembali menggarap pekerjaan yang diamanahkan tersebut pada kami.
Dengan penuh semangat, kami pun melakukan pekerjaan
sambil menunggu waktu pulang yaitu, pukul 15:00 WIT seperti yang telah menjadi
aturan baru sejak pandemik Covid-19.
Setelah beberapa kali merasa kantuk yang hebat menyergapku dan bertahan
untuk tetap terlihat baik-baik saja, aku pun memilih menyelesaikan beberapa
pemeriksaan data sembari menunggu waktu pulang. Tak terasa telah pukul 15:00
WIT, kami pun bergegas membereskan ruangan serta bersiap-siap menuju ruang
depan Puskesmas sebagai tempat apel pulang serta apel masuk.
Tidore, 20 Januari 2021
0 comments