Catatan; Magang di Tanah Para Raja
Januari 19, 2021
Siang semakin
menampakan sinar mentari, aku yang mulai mempersiapkan diri menuju ke pulau
seberang bersama beberapa sahabatku mulai mengabari keberadaan satu sama lain.
Dengan sedikit menggerutu dan menyesali beberapa kelalaian dan persiapan yang
semakin membuatku lelah dan akhirnya tak boleh menyerah, aku masih bersikap
pasrah dan tetap baik-baik saja.
Dengan beberapa pesan yang mulai bertaburan pada ruang
pesan masuk, rupanya pesan itu memang dialamatkan padaku yang semakin membuat
khawatir keluarga akan kepergianku, sejak subuh aku telah memeriksa pesan
perintah agar segera pergi ke pulau Tidore, tempat magang yang ku pilih
sebelumnya. Dengan alasan cuaca yang tak baik dan ombak yang kian membuat
khawatir. Dengan setengah lenyeh aku pun kembali mempersiapkan segala
sesuatunya.
Tepatnya puku 12:00 WIT aku dan 3 orang sahabatku telah
tiba pada pelabuhan yang kami tuju, dengan beberapa koper serta ransel dan totebag yang kami bawa, semakin
memperlihatkan betapa banyak kekhawatiran kami keadaan di tempat kami akan
melaksanakan magang kelak. Laut yang tenang memiliki cerita sendiri akan
perjalanan dengan penuh drama sejak malam, yang terbukti dengan hati yang terus
menggerutu ketika akan mempersiapkan segala keperluan selama magang.
Setelah menunggu beberapa lama, aku pun akhirnya menaiki
sebuah perahu yang berukuran besar yang juga membawa kendaraan kami, aku
bersama dua orang sahabatku memilih duduk pada sisi atas perahu agar dapat
memandangi langit dan laut secara bebas tanpa hambatan. Dengan duduk
menjulurkan kaki kedepan, angin bertiup dengan lembut, menyapu kulit dan
mencumbu bibir yang mulai tenang dari gerutu yang tercipta beberapa jam lalu.
Akhirnya laut pun menawarkan keamaan dengan tidak hadirnya gelombang seperti
yang dikhawatirkan keluargaku.
Beberapa kali aku memandangi pemandangan yang terus
menjadi rasa syukur akan keindahan ciptaan-Nya. Terus saja aku kagum atas laut
yang berada dibawah langit, saling berpandangan namun, tak pernah saling
menggapai namun, terus saja tetap terlihat walau sesekali bergelombang dan
langit yang mengguyur bumi dengan hujan yang penuh berkah. Tak cukup 25 menit
kami telah tiba di kota Tidore, tempat tujuan magang yang kami pilih. Dengan
berkendara roda dua kami pun menelusuri jalanan yang tak terlalu ramai oleh
pengendara lain.
Tidore, 19 Januari 2021
0 comments