Orang-Orang Oetimu
Februari 05, 2021
Ini adalah tulisan pertama Felix K.
Nesi yang ku miliki. Dalam novelnya ini, banyak hal membuat imajinasi ku
berkunjung ke tempat yang semula ku tak tahu. Pada suatu wilayah kecil di Nusa
Tenggara Timur. Disana, Felix memulai semua cerita yang berakhir dengan tragis
dan penuh kesewenang-wengan atas dendam yang tumbuh lebat pada beberapa orang,
yang akhirnya memilih untuk menyimpannya dan menuntaskan dendam dengan nyawa
yang tandas pada sebilah benda tajam.
Pada mulanya, tulisan ini mengantarkan
kita pada warisan kekerasan antara militer Indonesia dan gerilyawan Fretilin
yang begitu pesat menyebar di wilayah sekitarnya. Dimana mahasiswa dihadapkan
dengan rezim Soeharto yang menjadi musuhnya. Penentangan atas kedudukan orde
baru yang kian marak dan tak bisa di bending, semua terlihat begitu ganas,
entah itu mahasiswa yang dianggap tawanan oleh rezim bila kritis dan
mengkritik. Dimana luka masa lalu tetap dianggap dendam yang harus dibayar
tuntas, sebelum akhirnya orang-orang porakes sebagian ditembak mati dan
beberapa anak gadis dibawa pada camp tawanan
untuk melayani hasrat birahi para prajurit yang bebal.
Oetimu yang letaknya di ujung selatan
kecamatan Makmur Sentosa, yang menjadi penghubung kota kecamatan dan
kampong-kampung lama yang menyebar di lembah dan gunung-gunung permukiman yang
tersisa saat dihancurkan oleh Belanda. Di Oetimu lah pertemuan antara warga
kota kecamatan dan kampung-kampung yang jauh itu.
Dimana seorang gadis yang cantik
jelita, menjadi sorotan semua mata para lelaki di wilayah Oetimu. Atas
kedatangannya dari seberang kampung yang mana membuatnya menjadi kembang Desa.
Silvy nama gadis itu. Silvy tak yang tak hanya dikenal dengan keelokan
parasnya, pun kemampuan intelektualnya yang membuat para guru di sekolah barunya
merasa sebagai ancaman. Kemampuan Silvy yang berada diatas rata-rata ini,
membuatnya diutus oleh kepala sekolah atau yang dikenal dengan nama Romo Yosef
ke perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah tersebut.
Sersan Ipi yang memiliki paras yang
rupawan sebab mengalirnya darah portakes ibunya dalam dirinya, membuatnya
terlihat sedikit berbeda dengan teman sebayanya. Dengan beberapa perbedaan
itulah yang sedikit membuatnya merasa berbeda dan cenderung insecure sewaktu usia kanak-kanak.
Sersan Ipi yang memilih untuk
melanjutkan hidupnya seorang diri, kini jatuh hati pada seorang gadis yang amat
dikenal sepanjang Oetimu, menjadi buah bibir para kalangan laki-laki. Tak
tanggung-tanggung sersan Ipi pun menemui Silvy di rumah pamannya. Disana,
sersan Ipi pun akhirnya mengetahui bahwa Silvy memang memiliki daya tarik
tersendiri yang tak dimiliki wanita lain yang pernah ditemuinya. Tanpa
direncanakan, sersan Ipi pun lambat laut menatap Silvy untuk melakukan aksinya
yang diluar kendalinya. Dengan merasa bahwa diri Silvy berbeda dari kebanyakan
wanita yang ditemuinya, saat itu juga ia berniat menikahi Silvy.
Di tengah maraknya Piala Dunia yang
amat digemari oleh kalangan laki-laki di Oetimu, tanpa disadari warisan
kekerasan yang terbungkus dendam pun terlaksana jua. Tak disangka di malam yang
sedang membuat sersan Ipi hampir tak bisa terlelap karena bahagia akan menikahi
gadis yang dicintainya, petaka tak lagi dapat dihindarkan. Malam itu juga
sersan Ipi mengakhiri usianya. Dan meninggalkan Silvy untuk selamanya.
0 comments