Posyandu Melati
Februari 12, 2021
PAGI hari yang cerah, gemuruh kicauan burung yang saling bersahut-sahutan, terik yang telah meninggi di ufuk timur, pertanda bahwa hari ini cuaca sedang bersahabat. Rasa was-was akan turun hujan pun sirna. Terlihat langkah para pekerja yang berlalu lalang dijalan, yang berjalan kaki, menggunakan kendaraan roda dua, pun roda empat. Aktifitas kota pun telah dmulai. Kicauan burung menemani perjalanan pagi orang-orang yang memulai kesibukannya hari ini, pun diriku.
Araha perjalanan yang ku tempuh tidaklah dekat, mengingat aku tinggal di salah satu kelurahan yang berada di kecamatan Ternate Selatan. Dan aku, harus menempuh perjalanan ke tempat magangku di kelurahan Sango, yang berada di kecamatan Ternate Utara. Perjalanan yang sering ku tempuh bisa hingga 40 menit. Namun, semua itu menjadi bernilai ketika, aku mengerjakan magang di Puskesmas yang dituju ini dengan niat untuk mendapatkan pengalaman kerja, sebagaimana yang menjadi tujuan magang itu sendiri.
Hari ini aku ditugaskan untuk kerja di ruangan Gizi. Dengan beberapa petugas yang baik hati, aku mulai dibimbing untuk beberapa hal. Mengingat hari ini akan dilaksanakan Posyandu pada beberapa kelurahan, aku akan memilih salah satu tempatnya. Untuk persiapan yang perlu kami bawa yakni, Vitamin A untuk anak dibawah 11 bulan, atau yang dikenal dengan warna biru. Tak lupa juga, Vitamin A untuk anak usia 1 tahun dan dibawah 5 tahun, atau yang berwarna merah. Adapun vaksin yang dibawakan oleh bidan desa serta beberapa petugas promosi kesehatan yang turut serta untuk mensosialisasikan tentang keamanan vaksin.
Setelah memilah beberapa jenis Vitamin A, lalu kami pun bersiap-siap untuk berangkat ke posyandu yang dituju. Tak memakan waktu yang lama. Kami pun akhirnya tiba disebuah TK(Taman Kanak-kanak) yang mana di jadikan tempat posyandu. Disana telah hadir seorang kader posyandu, dan beberapa ibu yang telah membawa balitanya untuk ditimbang dan diberi vitamin A.
Ketika beberapa balita telah bersiap, aku pun membantu para ibu untuk menimbang, serta memberikan vitamin A sesuai dengan usia sang anak. Pada saat pemberian vitamin A, beberapa balita maupun bayi, enggan untuk membuka mulutnya dengan menampakkan wajah takut, ini hal yang biasa terjadi pada anak-anak yang takut diberi obat, bukan? Hehe. Beberapa kali, aku mulai merayu sang anak, dengan mengatakan ini permen, beberapa anak pun mulai membuka mulutnya, dan vitamin A pun meluncur ke dalam mulutnya. Namun, beberapa anak yang berusia 2-4 tahun, memuntahkan vitamin tersebut bersama isi perutnya, aku pun turut sedih dan memberikan tisu serta air minera; untuk ditenguk. Ah, rupanya ia tak terbiasa. Beberapa bayi yang masih dalam buaian sang ibu, pun diberikan vitamin A dan ditelan walaupun sebagian kembali meluncur dari mulut sang bayi.
Kali ini posyandu masih sedikit pengunjung, hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yang pertama oleh jadwal yang dimajukan, sebab pada hari jum’at terdapat tanggal merah, hari raya Imlek. Kedua, beberapa ibu yang masih berpegang teguh akan anak-anaknya yang tak ingin diberi vaksin Sinovac. Pada penghujung pandemic ini, memang banyak masyarakat yang memilih untuk tidak ingin divaksin, dengan beberapa argumen yang dikemukan. Disini, aku pun tak ingin lebiih jauh mengintervensi pilihan masing-masing masyrakat. Namun, untuk keamanan vaksin itu sendiri telah diberi oleh MUI maupun BPOM itu sendiri. Untuk divaksin atau tidak, silahkan memilih dengan bijak.
Kami pun menyelesaikan serangkaian posyandu tidak lebih dari 4 jam, mengingat pengunjung yang telah ditunggu namun, belum kunjung datang. Dengan bantuan ibu kader posyandu yang cukup tangkas dalam menjalankan perannya, yang siap bekerja sama dengan baik, kami pun pamit untuk kembali ke Puskesmas. Setelah berpamitan, kami melanjutkan perjalanan menuju Puskesmas.
Setelah tiba di Puskesmas, tanpa menunggu lama, aku pun membantu serta menanyakan beberapa hal terkait laporan kunjungan dan status gizi bayi serta balita pada posyandu. Dengan bantuan kakak-kakak petugas gizi, mereka pun menjawab satu per satu hal-hal yang ku tanyakan.
Hari ini banyak hal yang ku dapatkan, tak hanya dengan mengetahui beberapa bentuk laporan. Namun, melihat senyum dan tawa para bayi dan balita, banyak hal yang ku pelajari, menginsyaratkan rasa tidak setuju akan pemberian vitamin A, tak ingin menelan dengan wajah masam, mengeluarkan apa yang tak mampu ditahan, seperti isi perut yang tak lagi dapat bertahan. Sungguh, semua itu dilakukan atas diri khendak diri sendiri. Merekalah, anak-anak harapan bangsa, yang harusnya dilindungi, baik fisik maupun psikis, masa depan bangsa ini, ada ditangan mereka.
Ternate, 11 Februari 2021
0 comments